Yaumul Jaza artinya secara harfiah didefinisikan sebagai hari pembalasan. Atau hari di saat seluruh umat manusia tanpa terkecuali, sejak dari nabi Adam ‘alaihis salam sampai manusia terakhir yang bertemu hari kiamat akan mendapatkan balasan atas perbuatannya.
Yang dimaksud dengan perbuatannya di sini yaitu segala tindakan semasa hidup di dunia akan diperlihatkan kembali. Dalam tahapan ini tidak ada yang dapat mengelak dari catatan perbuatan yang dilakukan dan tidak akan terlewat sekecil apapun.
Yaumul Jaza Adalah
Al-Jaza’ artinya ganjaran atas suatu perbuatan. Sementara, di akhirat Al-jaza’ adalah apa yang Allah siapkan untuk para hamba-Nya antara kenikmatan maupun siksaan. Dalam menentukan mana yang akan didapat, maka merujuk dari amal timbangan yang dilakukan.
Beli podium minimalis dari Jaya Madani. Dibuat secara handcrafting, memiliki presisi tinggi dan stainless steel.
Untuk itu, Yaumul Jaza artinya hari dimana manusia akan mendapatkan balasan dari amal dan ibadah yang dilakukan semasa di dunia.
Diriwayatkan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman bagi para hambanya yang mendapatkan balasan siksaan atas apa yang telah diperbuat semasa hidupnya, yaitu:
لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا. إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا. جَزَاءً وِفَاقًا
“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya (neraka) dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah, sebagai pembalasan yang setimpal.” [An-Naba’: 24-26]
Sementara, bagi hamba Allah yang senantiasa beriman dan taat, Allah Ta’ala telah berfirman dan memberikan petunjuk tentang golongan penghuni surga:
لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا كِذَّابًا. جَزَاءً مِنْ رَبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا
Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula) perkataan dusta.
Sebagai pembalasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak, [An-Naba’: 35-36][i]
Dalil Yaumul Jaza dalam Al-Quran
Terdapat beberapa dalil Al Quran yang menjelaskan mengenai yaumul jaza artinya hari pembalasan. Di bawah ini salah satu dalil yang menunjukkan bahwa Yaumul Jaza’ di akhirat nanti adalah benar adanya, sebagai berikut:
An-Najm: 31
وَلِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ لِيَجْزِىَ ٱلَّذِينَ أَسَٰٓـُٔوا۟ بِمَا عَمِلُوا۟ وَيَجْزِىَ ٱلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ بِٱلْحُسْنَى
Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).
Dalil Yaumul Jaza dari Kumpulan Hadits
Ada banyak hadits yang menerangkan yaumul jaza adalah hari akhir pembalasan dan telah dikonfirmasi jelas sumbernya. Berikut salah satu yang dapat diambil sebagai contoh:
Dari Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha diriwayatkan sebuah hadits bahwa:
ليس أحد يحاسب يوم القيامة إلا هلك فقلت: يا رسول الله، أليس قد قال الله تعالى: {فأما من أوتي كتابه بيمينه فسوف يحاسب حسابا يسيرا} فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إنما ذلك العرض، وليس أحد يناقش الحساب يوم القيامة إلا عذب.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak seorang pun yang dihisab pada hari kiamat kecuali dia akan celaka.” Aku (‘Aisyah radhiyallahu ‘anha) berkata, “Bukankah Allah telah berfirman (yang artinya): Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya kepada tangan kanannya, maka dia akan dihisab dengan hisab yang ringan.”
Maka Rasulullah SAW bersabda, “Itu hanyalah Al-‘Aradh (pemaparan amal perbuatan yang telah dilakukan oleh seorang mukmin), dan tidaklah seseorang dihisab dengan sangat seksama kecuali dia akan diadzab.”
[Hadits riwayat Al-Bukhari, no. 6537, dari ‘Aisyah Ummul Mukminin radhiyallahu ‘anhuma]
Dalil Balasan Sesuai dengan Amal Perbuatan
Sudah sering kita dengar bahwa manusia kelak akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang telah diperbuat di dunia. Apabila seorang hamba senantiasa berbuat amal kebaikan, maka balasannya juga baik. Sebaliknya, jika hamba tersebut senantiasa ingkar dan buruk, maka balasannya juga buruk.
Dikutip dari perkataan Ibnul Qayyim rahimahullah, beliau menjelaskan, “Al-Kitab dan As-Sunnah telah memperlihatkan dan memberi petunjuk pada lebih dari 100 tempat, bahwa Al-Jaza’ atau balasan yang akan di terima manusia dipastikan sesuai dengan amal perbuatan semasa di dunia, baik atau pun buruk.
Hal ini juga selaras dengan riwayat firman Allah Ta’ala,
جَزَاءً وِفَاقًا
8 Contoh Bentuk-Bentuk Balasan Amal
Di bawah ini macam-macam bentuk balasan yang akan diterima seseorang sesuai dengan amal perbuatan yang dilakukan. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Dr. Mahmud bin Ahmad Ad-Dausari, bahwa ada macam-macam balasan bagi umat manusia, antara lain:
1. Balasan Apabila Berbuat Kebaikan Sesama Manusia
Setiap kebaikan yang dilakukan anak Adam, akan mendapat balasan sekecil apapun kebaikan tersebut tanpa terkecuali pada hari pembalasan. Hari tersebut merupakan nama lain dari yaumul jaza. Berikut dalil yang menguatkan pendapat ini:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَمَنْ سَتَـرَ مُسْلِمًـا ، سَتَـرَهُ اللهُ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَاللهُ فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَونِ أَخِيهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi SAW bersabda, “Siapa saja yang melepaskan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah melepaskan darinya satu kesusahan di hari Kiamat.
Siapa saja yang memudahkan orang yang kesulitan (dalam membayar hutang), maka Allah memudahkannya di dunia dan akhirat.
Siapa saja yang menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allah akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. [Hadits riwayat Muslim no. 2699 dan yang lainnya.]
2. Balasan untuk Kebaikan dan Keburukan
Begitu pula dengan amal sholeh bagi diri sendiri maupun semua jenis perbuatan dosa yang dilakukan, maka akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah. Allah Ta’ala berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا
Siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri. [Fushilat: 46]
3. Balasan Bagi yang Menyakiti Sesama
Bentuk menyakiti sesama ada banyak sekali. Misalnya dengan membuka aib, mencari-cari kesalahan mengolok-olok atau bermuka masam saat bertemu dan masih banyak lagi. Yang seperti ini termasuk menyakiti orang lain, dan balasannya telah Allah jelaskan sebagaimana dalam hadits berikut.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah bersabda:
..مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ
“Siapa saja yang mencari-cari aib saudaranya sesama Muslim niscaya Allah akan mencari-cari aibnya dan siapa saja yang dicari-cari aibnya oleh Allah niscaya Allah akan membongkar aibnya meskipun di dalam rumahnya sendiri.” [Hadits riwayat At-Tirmidzi no. 1995]
مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ
Siapa yang tidak mengasihi maka ia tidak akan dikasihi. [Hadits riwayat Al-Bukhari, no. 5538]
4. Balasan untuk Para Pembela Kaum Muslimin
Setiap upaya pembelaan yang dilakukan untuk kaum muslimin, maka juga akan dibalas langsung oleh Allah Ta’ala. Bentuk balasan yang akan diterima sangat beragam, misalnya:
Sebagaimana sabda nabi dari Abu Thalhah bin Sahl Al-Anshari. Beliau berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda:
وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ امْرَأً مُسْلِمًا فِي مَوْطِنٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ
Siapa saja yang menolong seorang muslim di satu tempat yang disana dia direndahkan kehormatannya dan dirusak harga dirinya, kecuali Allah pasti akan menolongnya di sebuah tempat yang di sana dia suka untuk mendapat pertolongan.” [Hadits riwayat Ahmad/15773]
5. Balasan untuk Dzikrullah dan Taqarrub Kepada Allah
Telah diriwayatkan sebelumnya, bahwasanya semua jenis upaya yang dilakukan hamba Allah untuk selalu taat dan menunjukkan sisi keimanan misalnya dengan dzikir atau dengan amal sholeh lainnya, maka akan mendapat balasan langsung dari Allah.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, yang isinya:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, [Al-Baqarah: 152]
6. Balasan Tauhid dan Syirik
Sebaliknya, apabila seseorang ingkar terhadap ajaran As-sunnah dan Islam dengan sengaja, maka sebagai balasan atas tauhid atau perbuatan syirik dan ingkar yang telah dilakukan, setiap manusia tersebut akan diperintah untuk mengikuti apa yang disembah.
Hal ini dijelaskan melalui sabda Rasulullah SAW, beliau mengatakan:
يَجْمَعُ اللَّهُ النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ شَيْئًا فَلْيَتَّبِعْهُ فَيَتَّبِعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ الشَّمْسَ الشَّمْسَ وَيَتَّبِعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ الْقَمَرَ الْقَمَرَ وَيَتَّبِعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ الطَّوَاغِيتَ الطَّوَاغِيتَ وَتَبْقَى هَذِهِ الْأُمَّةُ فِيهَا مُنَافِقُوهَا
Allah akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat seraya berkata; ‘Barangsiapa yang menyembah sesuatu, hendaklah dia mengikuti sesuatu tersebut, barangsiapa menyembah matahari, maka hendaklah ia mengikuti matahari, barangsiapa menyembah bulan, maka hendaklah ia mengikuti bulan dan barangsiapa menyembah thaghut, maka hendaklah ia mengikuti thaghut, dan tersisalah ummat ini yang di dalamnya masih terdapat orang-orang munafiknya. [Hadits riwayat Muslim 267]
7. Balasan Atas Infaq dan Pengorbanan
Barangsiapa yang gemar mengeluarkan infaq atau pengorbanan harta benda di jalan Allah, maka semuanya akan mendapatkan balasan yang sesuai dan tidak akan ada yang dikurangi sedikitpun dari apa yang telah dikeluarkan hamba tersebut.
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Berinfaklah, maka aku akan berinfak kepadamu.’ [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 4316]
8. Balasan Suka untuk Bertemu Allah Ta’ala
Suka bertemu yang dimaksudkan di sini yaitu dengan melakukan ibadah yang telah diriwayatkan dalam Al Quran sebagai sarana umat Islam untuk bertemu menghadap Allah sang pemberi kehidupan. Sebagai sabda Rasulullah SAW, beliau menjelaskan:
عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ
Dari Abu Musa dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Siapa yang suka untuk bertemu dengan Allah, Allah juga suka untuk bertemu dengannya. Dan siapa yang benci untuk bertemu dengan Allah, maka Allah pun benci bertemu dengannya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 6027]
Selain beberapa contoh di atas, beberapa hadits yang memberikan petunjuk tentang kebenaran yaumul jaza artinya hari pembalasan masih ada banyak sekali. Semoga beberapa contoh tersebut sudah cukup untuk memberikan gambaran yang jelas.
Disamping itu, uraian di atas hendaknya juga menjadi bahan pengingat dan dorongan kepada seluruh umat Muslim agar senantiasa berbuat kebaikan. Maupun menjauhi semua perbuatan yang dapat berujung dosa dan merugikan diri kita sendiri baik di dunia atau akhirat.
Itulah ringkasan tentang dan yaumul jaza artinya tahap pembalasan untuk semua hamba Allah tanpa ada yang terlewat. Apabila ada kebenaran, maka itu dari Allah dan bila terdapat kekeliruan semoga Allah berkenan memberikan ampunan semua kesalahan kami dan umat muslim.
Beli podium minimalis dari Podiumminimalis.com. Kami merupakan anak perusahaan Jaya Madani yang fokus pada sektor produk podium dan mimbar minimalis. Klik disini untuk konsultasi dengan admin kami sekarang juga.