Nama musholla yang bagus sangatlah diperlukan bagi masyarakat. Hal ini berdasarkan anjuran Nabi yang mengatakan bahwa musholla atau masjid merupakan rumah Allah yang harus diberikan nama yang baik pula.
Tentunya pemberian nama tersebut tidak bisa dilakukan sembarangan karena ada ketentuan yang sudah dijelaskan oleh para ulama’. Penasaran apa saja? Mari simak pembahasan berikut ini!
Rekomendasi Nama Musholla yang Bagus
Dalam fatwa yang ada di Lajnah Daimah Lil Buhuts Al Ilmiyah Wal Ifta’ dijelaskan bahwa ada beberapa ketentuan untuk memberikan nama masjid atau musholla. Ketentuan lengkap dan contohnya bisa Anda lihat pada beberapa poin di bawah ini:
Beli podium minimalis dari Jaya Madani. Dibuat secara handcrafting, memiliki presisi tinggi dan stainless steel.
1. Merujuk pada Orang yang Membangun
Memberi nama masjid atau musholla kemudian dinisbatkan pada orang yang membangun merupakan sebuah amal kebaikan. Selain itu juga bertujuan agar memberikan ciri khas tersendiri dan sebagai pembeda dari yang lain.
Hal ini bisa dilakukan dan tidak menjadi sebuah masalah untuk penamaan mushola. Contoh yang paling sering digunakan nama musholla dinisbatkan kepada yang membangun adalah:
- Musholla Al Kamil (berarti pak Kamil yang membangun)
- Musholla Ar Ridwan (Pak Ridwan yang membangun).
- Musholla At Tamimi (Pak Tamimi yang membangun)
- Musholla Baihaqi (Pak Baihaqi yang membangun).
- Musholla Ramadhan (Dibangun pada waktu ramadhan)
- Musholla Robiatul Adawiyah (Wakaf dari Bu Adawiyah)
- Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Nama sang pembangun musholla tidak selalu dengan nama arab. Boleh juga menggunakan nama Jawa atau asli yang dimiliki, yang paling terpenting dari segi filosofi dan maknanya baik.
2. Memberikan Nama Bersumber dari Jamaah yang Sholat
Memberikan nama musholla bersumber dari golongan atau komunitas siapa yang nantinya akan menghidupkan musholla sangatlah diperbolehkan. Misalnya salah satu masjid terkenal bernama Quba’ dan masjid Bani Zuraiq sebagaimana yang tertuang dalam hadits.
Hal tersebut bukan tanpa dasar, melainkan ada di Hadits Ash Shahihain dan Hadits Ibnu Umar dalam bab perlombaan Masjid Pasar dan Masjid Bani Zuraiq.
Anda bisa menggunakan beberapa nama berikut ini yang bersumber dari komunitas atau mayoritas jama’ah yang akan sholat:
- Musholla Bani Mahmudi (keluarga Pak Mahmudi).
- Musholla Bani Atim (Musholla keluarga Pak Atim).
- Musholla Bani Sholeh (Musholla Keluarga Pak Sholeh).
- Musholla Bani Hanif (Musholla keluarga Pak Hanif)
- Musholla Hubbul Wathon (Musholla Cinta Negara yang biasanya diusung oleh organisasi masyarakat tertentu).
- Musholla Ar Raudhah (Mushola yang bersumber dari perkumpulan ibu-ibu pengajian yang diberi nama Ar Roudhoh).
- Musholla Adz Dzikra (Nama komunitas dzikir).
- Serta masih banyak lagi yang lainnya.
Nama musholla yang bagus memang sangat beragam. Asalkan semuanya mengikuti ketentuan atau kaidah yang sudah diatur oleh Al Qur’an dan hadits Rasulullah SAW. Sampai sini bisa dipahami, kan?
3. Pemberian Nama Musholla dengan nama yang Tidak Hakiki
Memberikan nama musholla dengan sebutan yang tidak hakiki diperbolehkan agar memudahkan orang lain untuk melakukan identifikasi atau membedakannya dari yang lain. Zaman sekarang sudah tersebar luas penamaan musholla menggunakan ketentuan inni.
Baik ada yang di perkotaan maupun pedesaan. Tentunya hal ini sangat baik untuk dilakukan. Selain itu, biasanya tokoh agama memberikan nama musholla dengan dinisbatkan pada sebutan yang tidak hakiki lebih mengarah ke nama sahabat atau tabi’in tabi’at.
Contohnya adalah sebagai berikut:
- Musholla Utsman.
- Musholla Abu Bakar.
- Mushola Umar.
- Musholla Al Faruq.
- Musholla Al ‘Aliy.
- Musholla Fatimiyah.
- Mushola Ashabul Kahfi.
- Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dalam riwayat yang dijelaskan oleh Ibnul Qayyim dalam kitabnya yang berjudul Zadul Ma’ad, pemberian nama yang semacam itu sangat diperbolehkan. Bahkan menamakan musholla dengan nama senjata, perabotan rumah tangga, binatang bahkan pakaian Rasulullah SAW sangatlah baik.
Jadi jangan dipahami dan menjudge nama musholla yang dinisbatkan pada nama sahabat, tabi’in dan tabi’at adalah hal yang kurang baik. Nyatanya, hal tersebut sudah banyak dibahas oleh para ulama’.
4. Pemberian Nama Musholla yang Bagus dengan Asmaul Husna
Memberikan nama musholla dengan asmaul husna adalah hal yang sudah tertulis dalam Al Qur’an. Allah SWT sudah berfirman Al Jin Ayat 18 yaitu:
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
Artinya adalah: “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” [Al Jin: 18].
Namun pemberian nama untuk musholla menggunakan asmaul husna ini ada syaratnya, yaitu tidak boleh yang dikhususkan untuk Allah saja atau yang dikaitkan kepada Nya. Seperti contoh Ar Rabb, Al Ahad, Ash Shamad, Al Mutakabbir. Tidak boleh memberikan nama musholla semacam ini.
Sedangkan untuk nama yang tidak dikhususkan pada Allah, artinya bisa disebut umum untuk manusia seperti Al Alim, Al Hakim, Ar Rasyid dan Al Bashir, maka diperbolehkan untuk menggunakannya.
Jadi apabila Anda menemukan musholla yang diberi nama Ar Rahman hendaknya kurang tepat karena itu adalah nama yang dikhususkan untuk Allah. Begitupun dengan Al Quddus, Malikal Mulki, Muhaimin dan lain sebagainya. Sampai sini apakah bisa dipahami?
5. Memberikan Nama Musholla dengan Nama Nabi
Terakhir nama yang bagus untuk dijadikan nama musholla dengan nama nabi yang indah. Seperti contoh berikut ini:
- Musholla Al Ayyubi.
- Musholla Al Musa.
- Musholla Al Ishaqi.
- Musholla Al Ismail.
- Musholla Ya’qub.
- Musholla Jibril
- Dan lain sebagainya.
Jadi itu dia beberapa nama musholla yang bagus. Anda harus mengikuti kaidahnya dengan baik dan benar. Jangan sampai asal memberikan nama padahal hal tersebut tidak dianjurkan atau diperbolehkan. Ikuti ketentuannya untuk membuat nama musholla yang indah dan bagus.
Beli podium minimalis dari Podiumminimalis.com. Kami merupakan anak perusahaan Jaya Madani yang fokus pada sektor produk podium dan mimbar minimalis. Klik disini untuk konsultasi dengan admin kami sekarang juga.