Di dalam ajaran agama Islam, hadits dapat dijadikan sebagai sumber hukum atau pedoman dalam menjalankan ibadah atau perbuatan tertentu. Salah satu contoh hadits yang dipelajari dalam ajaran agama Islam adalah Hadits Masyhur.
Apa pengertian dari jenis hadits yang satu ini? Bagaimana hukumnya dan kedudukannya? Seperti apa contoh-contoh hadits tersebut? Simak langsung pembahasan lebih lengkap tentang hadits yang masuk ke dalam jenis Masyhur melalui artikel ini!
Pengertian dan Definisi
Apa yang dimaksud dengan masyhur? Istilah masyhur memiliki beberapa arti dari kata syaharah, yaitu penampakan, ketenaran, kejelasan, dan penyebaran sesuatu. Selain itu, istilah masyhur juga memiliki arti nyata atau tampak.
Beli podium minimalis dari Jaya Madani. Dibuat secara handcrafting, memiliki presisi tinggi dan stainless steel.
Pengertian hadits yang termasuk jenis masyhur sangat beragam di kalangan para ulama. Berikut ini beberapa pengertian dari hadits tersebut menurut beberapa pendapat, yaitu:
1. Pengertian Menurut Imam Suyuthi
Imam Suyuthi memiliki pendapat tentang pengertian dari hadits yang termasuk jenis masyhur. Menurut beliau, Hadits Masyhur merupakan salah satu jenis hadits yang diriwayatkan oleh tiga atau lebih perawi dengan level atau tingkatan tidak sampai pada tingkatan mutawatir.
2. Pengertian Menurut Imam Al-Baiquni
Selain Imam Suyuthi, Imam Al-Bayquni juga menyampaikan pendapatnya tentang hadits yang masuk ke dalam jenis masyhur. Imam Al-Bayquni berpendapat bahwa jenis hadits satu ini merupakan hadits yang diriwayatkan oleh lebih dari tiga perawi.
3. Pengertian Menurut Ilmu Hadits
Berdasarkan Ilmu Hadits yang disampaikan dalam Ulumul Hadis, Dr Nawir Yuslem MA hal 209, berikut ini pengertian dari hadits yang termasuk jenis masyhur, yaitu:
4. Pengertian secara Umum
Secara umum, Hadits Masyhur adalah salah satu jenis hadits di dalam ajaran agama Islam yang diriwayatkan oleh tiga orang perawi atau lebih, tetapi belum sampai pada tingkatan derajat mutawatir. Jenis hadits ini tidak dapat diriwayatkan oleh perawi yang jumlahnya kurang dari tiga orang.
Beberapa ulama berpendapat bahwa jenis Hadits Mustafid sama dengan Masyhur. Mengapa? Hal tersebut karena kedua jenis hadits tersebut memiliki arti yang sama, yaitu “yang sudah populer” atau “yang sudah tersebar”.
Namun, beberapa ulama lainnya juga menyatakan pendapat bahwa kedua hadits tersebut berbeda. Di mana letak perbedaannya?
Perbedaannya terletak pada jumlah perawi yang meriwayatkan hadits tersebut. Hadits Mustafid diriwayatkan oleh lebih empat perawi atau lebih dan belum sampai tingkatan mutawatir.
Sementara itu, hadits yang masuk ke jenis Masyhur diriwayatkan oleh tiga orang perawi, tetapi belum sampai pada tingkatan mutawatir.
Hukum yang Mengatur
Bagaimana hukum yang mengatur tentang Hadits Masyhur? Semua hadits yang termasuk jenis masyhur belum tentu merupakan jenis hadits shahih. Hal ini karena jenis hadits ini memiliki berbagai tingkatan status, yaitu shahih, hasan, dha’if, bahkan ada yang termasuk maudhu.
Ketika hadits tersebut memiliki status tingkatan shahih, maka hadits yang masuk kategori masyhur shahih tersebut memiliki hukum yang lebih kuat daripada hadits Aziz maupun Gharib.
Pengelompokan atau Jenis-jenis
Suatu hadits dapat dikatakan masyhur oleh suatu kalangan, tetapi kalangan lainnya tidak menganggapnya demikian. Berdasarkan kondisi tersebut, terdapat beberapa jenis yang masuk jenis masyhur. Pengelompokan ini berupa pendapat dari Mahmud Thahan.
Bagaimana pengelompokan jenis-jenis hadits tersebut? Berikut ini jenis-jenis Hadits Masyhur menurut beliau, yaitu:
- Hadits yang termasuk jenis Masyhur hanya di kalangan ahli hadits.
- Hadits yang termasuk jenis Masyhur hanya di kalangan ahli hadits, ulama, dan juga kalangan masyarakat awam.
- Hadits yang termasuk jenis Masyhur hanya di kalangan ahli fiqih.
- Hadits yang termasuk jenis Masyhur hanya di kalangan ahli Ushul Fikih.
- Hadits yang termasuk jenis Masyhur hanya di kalangan ahli nahwu.
- Hadits yang termasuk jenis Masyhur hanya di kalangan masyarakat awam.
Contoh-Contoh Hadits
Selain mempelajari tentang pengertian, hukum, dan jenis hadits yang termasuk Masyhur, Anda juga harus mengetahui berbagai contoh hadits tersebut. Apa contoh Hadits Masyhur? Berikut ini beberapa contoh hadits yang termasuk jenis Masyhur berdasarkan jenis pengelompokannya, yaitu:
1. Contoh Hadits di Kalangan Ahli Hadits
Terdapat beberapa hadits yang termasuk bersifat Masyhur di kalangan para ahli hadits. Berikut ini salah satu contoh hadits Masyhur yang berada di kalangan para ahli hadits, yaitu:
عن أنس رضي الله عنه قال : ( قنت النبي صلى الله عليه وسلم بعد الركوع شهراً يدعو على رعل وذكوان
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu dia berkata,”Nabi SAW berqunut setelah ruku’ selama satu bulan mendoakan (keburukan) bagi (kabilah) Ri’li dan Dzakwan.” [Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim]
2. Contoh Hadits di Kalangan Ahli Hadits, Ulama, dan Masyarakat Awam
Selain diakui bersifat Masyhur di kalangan para ahli hadits, ternyata ada juga hadits yang diakui di kalangan ahli hadits, para ulama, dan juga masyarakat awam. Seperti apa hadits tersebut? Berikut ini salah satu contoh hadits tersebut, yaitu:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلَمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Orang Muslim adalah orang yang tidak menyakiti kaum Muslimin yang lain dengan lisan dan tangannya.” [Hadits muttafaq ‘alaih]
3. Contoh Hadits di Kalangan Ahli Fiqih
Bagaimana contoh hadits yang bersifat Masyhur dikalangan ahli fiqih? Berikut ini salah satu contoh hadits di kalangan ahli fikih yang termasuk jenis Masyhur, yaitu:
أبغض الحلال إلى الله الطلاق
“Perkara halal yang paling dibenci Allah adalah talak.” [Imam Al-Hakim menshahihkannya dalam kitab Al-Mustadrak. Imam Adz-Dzahabi juga menetapkan hal yang sama meskipun dengan lafadz yang berbeda.]
4. Contoh Hadits di Kalangan Ahli Ushul Fikih
Seperti apa hadits yang ada di kalangan ahli ushul fikih? Hadits Masyhur di bawah ini termasuk salah satu contoh hadits yang diakui oleh para ahli ushul fikih, yaitu:
رُفِعَ عن أُمَّتي الخطأَ والنِّسيانَ وما استُكْرِهوا عليهِ
“Diangkat dari umatku (dosa) karena kekeliruan (ketidaksengajaan), lupa dan perbuatan yang dilakukan karena terpaksa.” [Hadits riwayat Ibnu Hibban dan al-Hakim menshahihkannya]
5. Contoh Hadits di Kalangan Ahli Nahwu
Para ahli nahwu juga mengakui beberapa hadits memiliki sifat Masyhur. Seperti apa contoh hadits-nya? Berikut ini contoh hadits dengan sifat Masyhur yang ada di kalangan ahli Nahwu, yaitu:
نعم العبدُ صهيبٌ، لو لم يَخَفِ اللهَ لم يَعْصِه
“Sebaik-baik hamba adalah Shuhaib, andai pun dia tidak takut kepada Allah maka dia tidak akan berbuat maksiat.” [Hadits ini tidak ada asal muasalnya]
6. Contoh Hadits di Kalangan Masyarakat Awam
Di dalam masyarakat awam juga terdapat berbagai hadits yang memiliki sifat Masyur. Berikut ini beberapa contoh dari jenis hadits tersebut, yaitu:
العَجَلَة من الشيطان
“Tergesa-gesa itu berasal dari setan.” [Hadits riwayat At-Tirmidzi dan dia menyatakannya sebagai hadits hasan]
Hadits Masyhur merupakan salah satu jenis hadits yang diriwayatkan oleh minimal tiga orang perawi, tetapi belum sampai pada tingkatan derajat mutawatir. Berbagai contoh hadits tersebut dapat dipelajari berdasarkan jenis pengelompokannya pada kalangan tertentu.
Beli podium minimalis dari Podiumminimalis.com. Kami merupakan anak perusahaan Jaya Madani yang fokus pada sektor produk podium dan mimbar minimalis. Klik disini untuk konsultasi dengan admin kami sekarang juga.