Berbohong merupakan salah satu perilaku tidak baik dengan memberi informasi salah atau palsu kepada orang lain secara sengaja. Perilaku seperti ini ternyata terdapat juga dalam hadits berbohong di ajaran agama Islam.
Seperti apa hukum berbohong dalam agama Islam? Apa saja akibat perilaku tidak baik tersebut? Ada beberapa contoh hadits berbohong. Hadits tentang perilaku berbohong kepada orang lain dapat dipelajari dengan membaca artikel ini!
Hukum Berbohong dalam Ajaran Agama Islam
Ajaran agama Islam tentu saja mengajarkan dan menganjurkan umat muslim untuk selalu berperilaku baik sesuai dengan pedoman Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad. Umat muslim juga tidak boleh melakukan berbagai perilaku yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Beli podium minimalis dari Jaya Madani. Dibuat secara handcrafting, memiliki presisi tinggi dan stainless steel.
Salah satu perilaku yang sangat dilarang untuk dilakukan adalah berbohong. Berbohong dengan sengaja memberikan informasi palsu kepada orang lain pastinya akan sangat merugikan diri sendiri dan orang lain. Nantinya, orang yang berbohong juga akan menambah aib dan dosanya.
Bagaimana hukum berbohong di dalam Islam? Berbohong secara umum merupakan tindakan haram dan mengandung dosa dan aib yang sangat hina. Hal tersebut juga disampaikan oleh Imam An-Nawawi rahimahullah.
Namun, terdapat tiga situasi atau keadaan yang dapat dikecualikan tentang berbohong. Berbohong diperbolehkan dalam tiga keadaan yaitu ketika perang, mendamaikan pihak-pihak bermusuhan, dan kehidupan rumah tangga suami istri.
Tapi, perlu diingat bahwa terdapat batasan-batasan pada kebohongan yang boleh dilakukan pada situasi tersebut, terutama batasan pada kebohongan rumah tangga suami istri. Batasan-batasan tersebut harus dipahami dengan baik dan detail agar tidak digunakan sebagai sebuah pembenaran.
Anda harus mempelajari lebih dalam tentang batasan-batasan perilaku berbohong tersebut agar tidak salah sangka dan melakukan perbuatan yang dilarang.
Daftar Hadits tentang Perilaku Berbohong
Hadits sebagai salah satu pedoman menjalani kehidupan bagi umat muslim juga membahas tentang perilaku berbohong atau berbuat dusta. Seperti apa hadits berbohong dan artinya?
Berikut ini beberapa kumpulan hadits berbohong yang perlu Anda ketahui, yaitu:
1. Hadits Tentang Suami yang Berbohong Kepada Istrinya
Bagaimana hadits yang membahas tentang perilaku seorang suami berbohong kepada istrinya? Berikut ini salah satu hadits tentang suami yang berbuat bohong atau dusta kepada istrinya sendiri, yaitu:
Dalam sebuah hadits dari Ummu Kultsum binti ‘Uqbah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah SAW bersabda,
ليس الكذَّابُ الذي يُصْلِحُ بينَ النَّاسِ فيقولُ خَيرًا، أو يَنْمِي خَيرًا
”Orang yang memperbaiki hubungan di antara manusia lalu mengatakan kebaikan dan menyampaikan suatu pembicaraan, bukanlah seorang pendusta.”
Ummu Kultsum kemudian berkata,
ولم أسمَعْهُ يُرَخِّصُ في شيءٍ ممَّا يقولُ النَّاسُ مِنَ الكَذِبِ إلَّا في ثلاثٍ: الإصلاحِ بينَ النَّاسِ، وحديثِ الرَّجُلِ امرأتَهُ، وحديثِ المرأةِ زَوْجَها.
”Dan aku belum pernah mendengar Nabi SAW memberikan keringanan dalam suatu kebohongan yang diucapkan seseorang kecuali dalam tiga keadaan: memperbaiki hubungan di antara manusia, pembicaraan suami kepada istrinya dan pembicaraan istri kepada suaminya.”
[Hadits riwayat Al- Bukhari (2692) dalam Al-Adab Al-Mufrad (385), ini adalah lafazhnya, dan Muslim (2605) dengan sedikit perbedaan.]
2. Hadits Tentang Berbohong Sebagai Tanda Kemunafikan
Berbohong merupakan salah satu tanda-tanda kemunafikan seseorang. Pernyataan tersebut didukung di dalam suatu hadits. Seperti apa hadits tersebut? Berikut ini bunyi hadits yang membahas tentang perilaku berbohong sebagai tanda kemunafikan seseorang, yaitu:
Dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berikut ini, Rasulullah SAW menjelaskan tentang nifaq amali dengan sabdanya,
آيَةُ المُنَافِقِ ثَلَاثٌ: إذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وإذَا وعَدَ أخْلَفَ، وإذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
”Tanda orang munafik ada tiga: apabila berbicara berbohong, dan apabila berjanji mengingkari atau menyelisihi janji dan apabila diberi amanah berkhianat.” [Hadits shahih riwayat Al-Bukhari di dalam Shahih Al-Bukhari no. 33]
3. Hadits Mengenai Larangan Berbohong Kepada Anak-anak
Berbohong kepada anak-anak juga merupakan salah satu perilaku yang dilarang dalam ajaran agama islam. Hal tersebut disampaikan dalam hadits berikut ini, yaitu:
Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin ‘Amir bin Rabi’ah, dia berkata,
دعتْني أُمي يومًا ورسولُ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلم قاعدٌ في بيتِنا فقالتْ: ها تعالَ أُعطيكَ فقال لها رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ وما أردتِ أنْ تعطيهِ ؟ قالتْ : أُعطيهِ تمرًا، فقال لها رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ : أما إنك لو لمْ تُعطيهِ شيئًا كُتبتْ عليكِ كَذِبةٌ
”Suatu hari ibuku memanggilku, sedangkan Rasulullah SAW saat itu sedang duduk-duduk di rumah kami.
Ibuku bilang,”Sini nak! Aku beri kamu.” Rasulullah SAW berkata kepada ibuku,”Kamu akan memberinya apa?”
Ibuku menjawab,”Aku akan memberinya Tamr (kurma yang dikeringkan).” Lalu Rasulullah SAW bersabda,”Apabila kamu tidak memberinya sesuatu, maka akan ditulis kamu telah berdusta.”
[Hadits riwayat Abu Dawud dan dinyatakan sebagai hadits hasan oleh Al-Albani di dalam Shahih Abi Dawud no. 4991]
4. Hadits Tentang Larangan Berbohong Hanya untuk Bercanda
Berbohong juga merupakan perilaku yang dilarang walaupun hanya dengan tujuan bercanda. Berikut ini hadits berbohong pendek, yaitu:
ويلٌ للذي يحدِّثُ بالحديثِ ليُضحكَ به القومَ فيكذبُ ويلٌ له ويلٌ له
”Celakalah orang yang berbicara dengan suatu pembicaraan dengan tujuan membuat orang tertawa dengan pembicaraan tersebut, lalu dia berbohong. Celakalah dia dan celakalah dia.”
[Hadits riwayat Abu Dawud (4990), at-Tirmidzi (2315), An-Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra (11126) dan Ahmad (20046). Lafazh hadits ini dari jalur at-Tirmidzi. Syaikh al-Albani menyatakan hadits ini hasan dalam Shahih At-Tirmidzi (2315)]
Akibat yang Diperoleh Ketika Berbohong
Berbohong sebagai perilaku buruk tentu saja memiliki banyak akibat negatif. Orang yang sengaja melakukan kebohongan demi tujuan tertentu harus bersedia menerima konsekuensi menyakitkan atas perbuatan dosa yang dilakukannya.
Memangnya, apa akibat sering berbohong dalam Islam? Berikut ini akibat-akibat yang akan diterima oleh seorang pembohong menurut ajaran agama Islam, yaitu:
1. Akibat Berbohong di Dunia
Akibat berbohong akan dirasakan oleh para pembohong ketika masih berada di dunia. Berikut ini beberapa contoh akibat berbohong di dunia, yaitu:
- Tidak akan merasa nyaman, tenang, maupun tentram.
- Mengurangi rezeki
- Menghilangkan barakah
- Akan dijauhi oleh para malaikat
- Nikmat hidayah akan terhalangi
- Diusir dari rahmat Allah
- Dibawa kepada berbagai pelanggaran syariat
- Mendapat ancaman siksa di neraka
2. Akibat Berbohong di Alam Kubur
Perilaku sering berbohong juga akan terasa akibatnya ketika seorang pembohong sudah memasuki alam kubur. Terdapat berbagai hadits berbohong yang menjelaskan tentang siksaan di alam barzakh atau alam kubur yang akan diterima oleh para pembohong.
Salah satu hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari hadits Samurah bin Jundab radhiyallahu ‘anhu.
3. Akibat Berbohong di Akhirat
Selain mendapat banyak akibat buruk dari berbohong di dunia maupun alam kubur, para pembohong tentu saja akan memperoleh akibat yang fatal di akhirat.
Para pembohong akan dijauhkan dari Allah dan tentu saja mereka akan dimasukkan ke dalam neraka. Di dalam neraka, para pembohong akan mendapat siksaan yang setimpal dengan perbuatan buruk yang mereka lakukan ketika menjalani kehidupan di dunia.
Ayat-ayat dalam Al-Quran tentang Perilaku Berbohong
Selain terdapat berbagai hadits berbohong, di dalam agama Islam juga terdapat ayat-ayat Al-Quran yang mengenai perilaku berbohong. Seperti apa ayat-ayat tersebut? Berikut ini beberapa contoh ayat di dalam Al-Quran tentang perilaku berbohong, yaitu:
1. Contoh Pertama Ayat Al-Quran Tentang Berbohong
Salah satu contoh ayat Al-Quran yang membahas tentang perbuatan bohong terdapat dalam Al-An’am: 148. Berikut ini isi ayat Al-Quran tersebut, yaitu:
كَذٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتّٰى ذَاقُوْا بَأْسَنَاۗ
Demikian pula orang-orang sebelum mereka yang telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan azab Kami.
2. Contoh Kedua Ayat Al-Quran Tentang Berbohong
Selain dalam Al-An’am: 148, ayat Al-Quran tentang berbohong juga terdapat jelas di dalam Al-An’am: 21. Berikut ini bunyi ayat Al-Quran Al-An’am: 21, yaitu:
وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ – ٢١
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah, atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung.
3. Contoh Ketiga Ayat Al-Quran Tentang Berbohong
Ali Imran: 184 juga merupakan salah satu ayat di dalam Al-Quran tentang perilaku berbohong atau berbuat dusta. Seperti apa bunyi ayat tersebut? Berikut ini isi Ali Imran: 184 tentang berbohong atau dusta, yaitu:
فَاِنْ كَذَّبُوْكَ فَقَدْ كُذِّبَ رُسُلٌ مِّنْ قَبْلِكَ جَاۤءُوْ بِالْبَيِّنٰتِ وَالزُّبُرِ وَالْكِتٰبِ الْمُنِيْرِ – ١٨٤
Maka jika mereka mendustakan engkau (Muhammad), maka (ketahuilah) rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zubur dan Kitab yang memberi penjelasan yang sempurna.
Terdapat berbagai hadits berbohong dan ayat-ayat Al-Quran yang membahas tentang perilaku berbohong. Perilaku buruk yang satu ini tentu saja akan mendatangkan banyak akibat negatif bagi para pelakunya di dunia, alam kubur, maupun akhirat.
Beli podium minimalis dari Podiumminimalis.com. Kami merupakan anak perusahaan Jaya Madani yang fokus pada sektor produk podium dan mimbar minimalis. Klik disini untuk konsultasi dengan admin kami sekarang juga.