Hadits Shahih merupakan salah satu jenis hadist sebagai pedoman dalam melakukan berbagai kegiatan terutama untuk ibadah bagi umat muslim sesuai ajaran Islam. Selain mempelajari pengertian hadits tersebut, Anda juga harus mengetahui berbagai contoh Hadits Shahih.
Seperti apa contoh jenis hadits yang satu ini? Apa makna atau pembelajaran yang ada di dalamnya? Bagaimana pembagian Hadits Shahih? Jawaban dan penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat ditemukan dalam artikel tentang Hadits Shahih di bawah ini!
Pengertian dan Definisi
Istilah Shahih memiliki arti sehat, selamat, sah, bena, sempurna, dan terbebas dari semua hal aib dan keraguan. Istilah tersebut merupakan lawan kata dari as-saqiim yang artinya sakit.
Beli podium minimalis dari Jaya Madani. Dibuat secara handcrafting, memiliki presisi tinggi dan stainless steel.
Lalu, apa yang dimaksud dengan Hadits Shahih? Pengertian Hadits Shahih adalah salah satu jenis hadits yang sanad-nya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabith.
Oleh karena itu, sanad Hadits Shahih bersambung kepada Nabi Muhammad atau terakhir berasal dari kalangan sahabat tanpa ada kejanggalan (syadz) maupun cacat (‘illat).
Hukum tentang Hadits Shahih
Bagaimana hukum tentang Hadits Shahih? Hadits Shahih wajib diamalkan berdasarkan ijma’ para ahli hadits, ahli ushul fiqh, dan para fuqaha yang telah menjadi panutan. Hal tersebut diungkapkan oleh Dr Sayyid Abdul Majid Al-Ghouri.
Berbagai Contoh Hadits Shahih
Seperti apa contoh hadits yang termasuk jenis Hadits Shahih? Berikut ini beberapa contoh Hadits Shahih dan artinya yang dapat dipelajari, yaitu:
1. Hadits Shahih tentang Membaca Surat Ath-Thur Ketika Sholat Magrib
Seperti apa contoh Hadits Shahih pendek? Salah satu contoh hadits yang pendek adalah hadits yang membahas tentang membaca surat Ath-Thur ketika menjalankan sholat magrib. Berikut ini isi dari Hadits Shahih tersebut, yaitu:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي الْمَغْرِبِ بِالطُّورِ
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari ayahnya, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah dalam shalat Maghrib membaca surat Ath-Thur.” (HR. Bukhari).
2. Hadits Shahih tentang Siwak
Selain hadits tentang membaca surat Ath-Thur ketika menjalankan sholat magrib, ada juga hadits yang membahas tentang siwak. Seperti apa contoh hadits tersebut? Berikut ini salah satu contoh Hadits Shahih lengkap, yaitu:
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ قَالَ أَبُو عِيسَى وَقَدْ رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَقَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَدِيثُ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَزَيْدِ بْنِ خَالِدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كِلَاهُمَا عِنْدِي صَحِيحٌ لِأَنَّهُ قَدْ رُوِيَ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا الْحَدِيثُ وَحَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ إِنَّمَا صَحَّ لِأَنَّهُ قَدْ رُوِيَ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ وَأَمَّا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ فَزَعَمَ أَنَّ حَدِيثَ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ أَصَحُّ قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ وَعَلِيٍّ وَعَائِشَةَ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَحُذَيْفَةَ وَزَيْدِ بْنِ خَالِدٍ وَأَنَسٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو وَابْنِ عُمَرَ وَأُمِّ حَبِيبَةَ وَأَبِي أُمَامَةَ وَأَبِي أَيُّوبَ وَتَمَّامِ بْنِ عَبَّاسٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَنْظَلَةَ وَأُمِّ سَلَمَةَ وَوَاثِلَةَ بْنِ الْأَسْقَعِ وَأَبِي مُوسَى
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib berkata, telah menceritakan kepada kami Abdah bin Sulaiman dari Muhammad bin ‘Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
Sekiranya tidak memberatkan umatku sungguh akan aku perintahkan untuk bersiwak setiap kali akan shalat.” Abu Isa berkata: Hadits ini diriwayatkan oleh Muhammad bin Ishaq dari Muhammad bin Ibrahim, dari Abu Salamah, dari Zaid bin Khalid, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dan hadits Abu Salamah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan Zaid bin Khalid dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam, menurutku keduanya shahih. Karena hadits itu tidak hanya diriwayatkan oleh satu jalur, yaitu dari Abu Hurairah dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam, tetapi dari jalur lainnya, sehingga hadits riwayat Abu Hurairah menjadi shahih.
Sedangkan Muhammad bin Isma’il mengklaim bahwa hadits Abu Salamah yang diriwayatkan dari Zaid bin Khalid derajatnya lebih shahih. Abu Isa berkata: Dalam bab ini juga terdapat riwayat dari Abu Bakar Ash Shiddiq, Ali, Aisyah, Ibnu Abbas, Hudzaifah, Zaid bin Khalid, Anas, Abdullah bin ‘Amru, Ibnu Umar, Ummu Habibah, Abu Ayyub, Tammam bin Abbas, Abdullah bin Handlallah, Ummu Salamah, Watsilah Al Asqa’ dan Abu Musa.” (HR. Tirmidzi).
3. Hadits Shahih tentang Niat
Berikut ini Hadits Shahih yang singkat tentang niat, yaitu:
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ
Artinya: “Sesungguhnya amal seseorang itu tergantung dengan niatnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
4. Hadits Shahih tentang Sabar
Sifat sabar juga dibahas dalam suatu Hadits Shahih. Berikut ini bunyi hadits-nya, yaitu:
إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى
Artinya: “Sesungguhnya dikatakan sabar adalah ketika di awal musibah.” (HR Bukhari)
5. Hadits Shahih tentang Akhlak
Seperti apa hadits yang membahas tentang akhlak? Di bawah ini salah satu contoh jenis Hadits Shahih yang membahas tentang akhlak, yaitu:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Artinya: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)
6. Hadits Shahih tentang Berbakti Kepada Orang Tua
Contoh lainnya hadits yang penuh makna adalah hadits yang membahas tentang sikap berbakti kepada orang tua. Berikut ini bunyi Hadits Shahih yang membahas tentang sikap berbakti kepada orang tua, yaitu:
أَطِعْ أَبَاكَ مَا دَامَ حَيًّا وَلاَ تَعْصِهِ
Artinya: “Taatilah ayahmu selama dia hidup dan selama tidak diperintahkan untuk bermaksiat.” (HR Ahmad)
Syarat dan Kriteria
Setiap jenis hadits memiliki syarat dan ciri-ciri tertentu, termasuk jenis Hadits Shahih. Apa saja syarat dan kriteria hadits yang termasuk jenis Hadits Shahih? Berikut ini syarat dan kriteria dari Hadits Shahih yang harus Anda ketahui, yaitu:
1. Sanad Bersambung
Sanad yang dimiliki oleh Hadits Shahih harus bersambung. Artinya, setiap perawi harus menerima hadits secara langsung dari perawi yang ada di atasnya mulai dari awal hingga akhir sanad dan seterusnya hingga sampai kepada sumber hadits yaitu Nabi Muhammad.
2. Para Perawi Memiliki Sifat Adil
Syarat yang kedua adalah para perawi harus memiliki sifat adil. Artinya, perawi tersebut harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu:
- Muslim
- Sudah Baligh
- Berakal
- Taat Beragama
- Tidak Melakukan Perbuatan Fasik
- Tidak Rusak Muruah-nya (Wibawa)
3. Para Perawi Memiliki Sifat Dhabith
Suatu hadits dinyatakan sebagai Hadits Shahih dengan salah satu syarat disampaikan oleh perawi yang dhabit. Artinya, perawi tersebut merupakan seseorang yang memiliki hafalan kuat. Sifat ini akan membantu agar hadits tidak mengalami perubahan.
4. Tidak Mempunyai Cacat atau ‘Illah
Syarat atau kriteria lainnya yang harus dimiliki Hadits Shahih adalah tidak mengandung atau memiliki ‘illat (cacat). Apa yang dimaksud ‘illat? ‘Illat memiliki arti sebagai sebab tersembunyi yang bisa mempengaruhi kesahihan hadits, walaupun zahirnya tampak shahih.
5. Tidak Mengandung Syadz atau Kejanggalan
Selain tidak boleh memiliki ‘illat, Hadits Shahih juga tidak boleh mengandung kejanggalan atau syadz. Artinya, Hadits Shahih tidak bertentangan dengan hadits lainnya yang diriwayatkan melalui jalur lebih terpercaya.
Pembagian Hadits Shahih
Secara umum, Hadits Shahih dapat dibedakan menjadi beberapa dua jenis. Apa saja jenisnya? Berikut ini Jenis-jenis Hadits Shahih beserta penjelasannya yang harus Anda ketahui, yaitu:
1. Hadits Shahih Lidzatihi
Apa yang dimaksud dengan Hadits Shahih Lidzatihi? Hadits Shahih Lidzatihi merupakan jenis hadits yang memenuhi syarat-syarat dan kriteria dari hadits shahih. Artinya, Hadits Shahih Lidzatihi merupakan Hadits Shahih itu sendiri.
Jenis hadits yang satu ini tidak membutuhkan dukungan untuk menguatkannya. Selama hadits tersebut memenuhi lima syarat Hadits Shahih, maka hadits tersebut juga termasuk Hadits Shahih Lidzatihi.
2. Hadits Shahih Lighairihi
Selain Hadits Shahih Lidzatihi, jenis Hadits Shahih lainnya adalah Hadits Shahih Lighairihi. Apa itu Hadits Shahih Lighairihi? Hadits Shahih Lighairihi merupakan jenis hadits hasan yang memiliki riwayat lain dari jalur sanad berbeda.
Jalur sanad yang berbeda artinya jalur sanad yang kualitasnya sama dengan Hadits Hasan tersebut maupun jalur sanad yang memiliki kualitas lebih baik dari Hadits Sanad tersebut.
Bagaimana kedudukan Hadits Shahih Lighairihi? Jenis hadits yang satu ini memiliki kualitas atau kedudukan di atas kualitas Hadits Hasan. Namun, Hadits Shahih Lighairihi berada di bawah tingkatan Hadits Shahih Lidzatihi.
Berbagai contoh Hadits Shahih dapat dibaca dan dipelajari agar lebih memahami tentang jenis Hadits Shahih. Contoh hadits tersebut pastinya harus sudah memenuhi semua syarat dan ketentuan agar dapat dikatakan atau masuk dalam kategori Hadits Shahih.
Beli podium minimalis dari Podiumminimalis.com. Kami merupakan anak perusahaan Jaya Madani yang fokus pada sektor produk podium dan mimbar minimalis. Klik disini untuk konsultasi dengan admin kami sekarang juga.